Seringkali kita dibuat takjub, terperangah, dan terbawa emosi kita hanya dengan melihat tayangan gambar di televisi atau di film-film. Gambar dan suara yang ditampilkan telah tersusun rapi dan sarat informasi sehingga mampu mempengaruhi emosi penonton. Untuk menghasilkan sebuah gambar film yang baik sudah barang tentu berkaitan dengan cara pengambilan gambar dan proses editingnya
Setiap orang bisa membuat karya film video asalkan tahu dan paham proses pembuatannya dan cara-cara penggunaan peralatannya. Asalkan ada kemauan dan peralatan tidak susah untuk mempelajarinya. Apalagi saat ini kamera video sudah bukan barang asing lagi. Dalam lingkup keluarga pun sudah dikenal handycam, peralatan sederhana yang sudah dipenuhi beberapa fasilitas.
Pertama kali yang perlu kita ketahui untuk pengambilan gambar adalah pengenalan terhadap kamera. Kamera merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah pengambilan gambar. Tanpa menyepelekan bagian yang lain, tanpa kamera sebuah produksi tidak bisa berjalan, karena di kamera inilah gambar dan suara direkam ke dalam film atau pita video.
Ada berbagai macam jenis kamera yang beredar, mulai dari kamera handycam sampai kamera professional broadcast. (nama handycam bermula dari merek dagang kamera video keluaran Sony Corp dan istilah umumnya adalah camcorder). Kamera handycam disebut juga kamera keluarga karena lebih banyak digunakan untuk kepentingan keluarga dan pengoperasiannya juga mudah, meskipun ada beberapa jenis camcorder yang bisa digunakan untuk kualitas broadcast (seperti : Canon XL-2). Sedangkan kamera professional dipakai oleh seorang yang professional dibidangnya, karena penggunaannya perlu beberapa ketrampilan dan pengetahuan khusus tentang fasilitas kamera itu sendiri.
Jenis- jenis Kamera:
- Betamax
- VHS
- SVHS
- Betacam
- Digital Betacam
- Hi8
- D8
- Mini DV
- DV
- DVCAM
- HDTV (hi definition television)
- Seluloid (8mm, 16mm, 35mm. 65mm, 70mm)
Masing-masing jenis kamera mempunyai kelas yang berbeda sesuai kebutuhannya, namun fungsi dan pengoperasiannya tidak jauh berbeda, hanya mungkin fasilitas dan kualitas hasil rekamannya yang berbeda.
Pada dasarnya setiap kamera terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : 1. Lensa
2. Tubuh Kamera
3. Recorder/VCR
1. LENSA Lensa mempunyai fungsi untuk memilih bidang pandang tertentu dan ditangkap secara optik yang menghasilkan gambar dan diteruskan ke permukaan tabung kamera (yang nantinya oleh tabung kamera diubah lagi dari optik ke elektrik).
Ada beberapa jenis lensa menurut panjang fokalnya. Panjang fokal adalah jarak antara pusat optik lensa dengan titik di mana gambar terlihat dalam keadaan focus. Ada beberapa jenis lensa, yaitu :
a. Lensa Normal
Lensa ini sering disebut dengan lensa standart. Gambar yang dihasilkan dengan lensa normal ini memberi kesan yang biasa dan datar. Tidak ada efek distorsi atau melengkung.
b. Lensa Wide/Sudut Lebar
Disebut lensa sudut lebar karena jangkauan dari subyek yang bisa ditangkap oleh lensa cukup lebar, sebagai gambaran dengan menggunakan lensa sudut lebar, kita tidak perlu mundur mengambil jarak karena ada beberapa bagian yang tidak tertangkap lensa, terutama pada pengambilan gambar grup shot, arsitektur, keramaian sebuah pasar, dan lain-lain.
c. Lensa Tele
Lensa dengan focal length yang panjang, bila menggunakan lensa ini subyek jadi terasa dekat sehingga kedalam menjadi kurang, keuntungannya kita bisa merekam gambar dari jarak cukup jauh tetapi dapat menghasilkan gambar seperti kalau kita dari jarak dekat. Selain itu penggunaan tele lens memberikan keuntungan pada kita akan ruang tajam yang sempit, sehingga kita dengan leluasa bisa melokalisir subyek, sementara yang lainnya akan terlihat blur. Kerugiannya disamping kedalam kurang, sedikit saja goyangannya pada kamera akan terlihat sekali dari hasil rekamannya, biarpun kita sudah memperoleh focus yang maksimal. Untuk menghindari goyangan kamera, kita bisa menggunakan tripod atau monopod.
d. Lensa Macro
Lensa ini sangat baik digunakan untuk merekam benda-benda kecil, seperti capung, serangga, buah yang kecil-kecil. Panjang fokal lensa macro antara 55-105 mm, tetapi didalam lensa macro (beda dengan lensa biasanya) ditambah beberapa jenis lensa sehingga kita bisa merekam gambar dari jarak dekat sekali, dan perbandingan antara subyek dengan yang ditangkap oleh lensa bisa mencapai 1:1. > Lensa Vario/Zoom
Lensa jenis ini merupakan penggabungan dari lensa sudut lebar sampai ke lensa tele. Jadi kita tidak perlu lagi mengganti lensa, cukup satu lensa sudah mencakup semua jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom.
2. TUBUH KAMERA
Tubuh kamera ini berisi tabung pengambil gambar (pick up tube) yang berfungsi untuk merubah gambar optik yang dihasilkan lensa menjadi sinyal elektrik. Di tubuh kamera ini biasanya juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas kamera, seperti white balance, optical stabilization, shutter speed, iris dan lain-lain. Tergantung jenis kamera dan kebutuhannya.
FOKUS
Secara sederhana kita artikan saja ketajaman dari suatu titik ataupun benda yang kita lihat dengan mata telanjang. Begitu juga bila mata kita melihat sebuah benda melalui viewfinder kamera, maka benda yang tampak di viewfinder tersebut mungkin tajam, mungkin pula tidak. Untuk mengatur agar benda yang kita lihat malalui viewfinder nampak tajam, kita harus mengatur focus dengan cara memutar gelang pengatur jarak yang ada pada lensa.
F-STOP, DIAFRAGMA
F-stop adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara panjang fokal dengan diameter lensa. Diafragma/Iris adalah bukaan lensa untuk menangkap sinar yang masuk. Semakin kecil angka f-stop, maka bukaan diafragma/irisnya semakin besar, dan sebaliknya semakin besar f-stop, bukaan diafragmanya semakin kecil. Pengaturan diafragma ini akan berkaitan pula dengan depth of field.
SHOOTER SPEED
Sama halnya dengan kamera SLR kamera video/film memiliki shooter speed. Fungsinya untuk mengatur seberapa cepat kamera dalam mengambil gambar. Jika memakai speed rendah missal 1/30 sec, maka gambar yang terekam mampu menimbulakan efek berbayang (slow motion) bila obyek bergerak cepat. Bila memakai speed tinggi missal 1/1000 sec maka gambar akan bergerak seperti normalnya atau tidak berefek.
OPTICAL STABILIZATION
Berfungsi menurangi getaran pada saat kamera berjalan mengikuti onbyek.
DEPTH OF FIELD
Yang dimaksud ruang tajam adalah ruang atau area pada foto semuanya akan terlihat tajam. Ruang tajam bisa kita atur sesuai dengan yang kita inginkan. Ruang tajam sangat dipengaruhi oleh seberapa besar aperture dibuka (besar bukaan diafragma), berapa milimeter panjang focal dari lensa yang digunakan, dan jarak lensa terhadap subyek yang akan dijepret. Semakin besar bukaan diafragma dan dengan kombinasi panjang focal lensa yang cukup panjang dan pengambilan dari jarak yang tidak terlalu dekat maka Depth of field menjadi sempit.
WHITE BALANCE
Salah satu kewajiban kita sebelum merekam gambar adalah harus mengeset white balance kamera terlebih dulu. Pada intinya televisi atau video menerima cahaya dari 3 warna primer RGB, red, green, dan blue. Bila ketiga warna ini dipadukan dalam perbandingan yang sama, maka akan menghasilkan warna cahaya putih. Warna putih inilah yang harus kita sesuaikan agar obyek putih benar-benar terlihat putih di lensa kamera. Padahal warna putih jika terkena cahaya warna lain sedikit saja akan berubah, seperti kekuning-kuningan atau kebiru-biruan. Jika di luar ruang/outdoor, maka warna yang ditangkap kamera video cenderung kebiru-biruan. ]
Sedangkan di dalam ruangan/indoor cenderung kemerah-merahan.
Untuk itulah di beberapa kamera video dilengkapi filter koreksi warna dan white balance yang dipasang di antara lensa dan tabung kamera. Pada umumnya kamera video dilengkapi 2 filter koreksi untuk outdoor dan indoor. Tetapi ada juga yang dilengkapi 4 jenis filter koreksi warna.
VIEWFINDER
Viewfinder merupakan monitor kecil sebagai jendela pengamat kita untuk bisa melihat obyek yang masuk ke dalam kamera. Pada umumnya viewfinder ini hanya monitor hitam putih. Tetapi ada beberapa yang berwarna seperti Handycam Sony dan Canon XL-2.
Dalam viewfinder biasanya disertai informasi fasilitas dan indicator pada saat rekaman, seperti indicator posisi kamera record atau pause/stand by, white balance, iris, dan battery atau kaset habis dan lain sebagainya.
3. RECORDER/VCR
Salah satu bagian dari kamera adalah VCR (Video Casette Recorder) alat perekam gambar dan suara. Di beberapa kamera ada yang recordernya terpisah seperti jenis U-matic. Tetapi ada juga yang menjadi satu dengan bodi kamera. Kelebihan menjadi satunya bodi kamera dengan recorder adalah keringanan dan efisiensi waktu. Pekerjaan menjadi lebih mudah.
Banyak menu di camera yang dapat menambah kualitas visual, dengan mengexplore menu menu ini kita dapat meningkatkan aspek estetika gambar dan memberikan evek visual yang luar biasa.
1. martix
matrx hampir sama dengan color corection , menggunakan funsi matrix ini memungkinkan kita mengadjust warna wanan tertentu dalam satu frame dengan merubah level saturasi dan fhase. biasanya semakin tinggi nilai matrik semakin dalam efek warna yang kita peroleh
2.m black/ pedestal
berfungsi untuk mempertegak area gelap dalam gambar/ funsi ini sangat baik di gunakan untuk menampilkan kesan tajam pada area area gelap
3 chroma
chroma berkaitan dengan saturasi gambar semakin rendah chroma semakin pucat gambar dan sebaliknya kombinasi antara chroma dan matrix akan memberikan effect warna yang sangt dramatis
4 coring
coring dapat mengaburkan noise pada gambar, kebalikan dari detail level coring dapat membypass pnoise yang di sebabkan detail level, detail coring juga memperhalus tekture hanya saja gambar akan terlihat blur/softer
5. detail level
detail level berpengaruh pada sharpness / ketajaman gambar
Mata manusia menggunakan 2 kriteria untuk menentukan ketajaman yaitu resolution dan contrast
Semakin kecil detail semakin blur gambar dan semakin tinggi semakin tajam namun apabila detail sangat tinggi gambar tidak terlihat alami,
detail level juga dapat di gunakan unutk menambah ketajaman detail bagian pinggir objek
6. skin dtail/ tone skin
di gunakan untuk memperhalus tampak kulit, saat di matikan kulit warna kulit akan terlihat lebih tajam sehingga memberikan effek kasar
7. gamma
gamma adalah relasi antara input dan output signal camera semakin dekat korelasi antara out put dan input semakin normal gambar terlihat, meski camera sudah memiliki defaul gamma, penggunaan gama ini dapat memberi efect HD meski kita melakukan shooting dengan sd format
Basic Camera Operation
Camera video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian. Begitu juga media penyimpanan gambar juga bermacam-macam. Contoh-contoh merk terkenal antara lain: Sony, Panasonic, Phillip, Ikegami, JVC, dan lain-lain. Dari berbagai merk tersebut masing-masing mempunyai beragam varian dan bentuk. Mulai kamera amatir, semi profesional, dan kamera profesional. Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk card (kartu memori). Seperti Panasonic p2 dan xperss card sony sxs xd
Bagi pengguna pemula/amatir biasanya dengan mode auto sudah cukup untuk mendapatkan gambar standar. Tatapi dalam kondisi tertentu, mode auto tidak bisa kita pakai untuk mendapatkan gambar sesuai dengan kemauan kita. Itulah sebabnya kenapa para Cameraman profesional sering menggunakan mode manual dalam mengoperasikan kamera.
1. The Main Control
Ada enam control dasar pada kamera:
1. Exposure:
· Aperture
· Shutter Speed
· (ND Filter)
· (Gain)
2. Filter Colour
3. White Balance
4. Zoom
5. Focus
6. Audio Levels
Aperture, Shutter speed, ND Filter, dan Gain merupakan bagian dari exposure.
Exposure/iris
Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:
1. Aperture (diafragma/iris)
Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.
2. Shutter Speed
Biasanya shutter speed standar di kamera televisi 1/50. kecuali anda ingin menggunakan efek shutter atau untuk mensinkronkan dengan objek, baru Shutter Speed di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan kita.
3. ND Filter
Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari yang terik.
4. Gain
Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan kurang cahaya, yang apabila dengan keadaan normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih under exposure. Dengan Gain kita bisa mengangkat exposure secara digital, konsekuensinya gambar menjadi agak coral (pecah).
Filter Colour
Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK.
Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang filter no.2 (5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita memasang filter berwarna oranye untuk mengimbangi warna biru pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih mengandung warna merah, maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang berwarna kebiru-biruan.
Sumber cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya mengandung warna biru, sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih mengandung warna merah. Perbedaan warna cahaya ini tergantung pada suhu dan diukur dengan derajad Kelvin.
White Balance
Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda maka filter koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan.
Cara menyetel white balance:
· Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.
· Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
· Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih
· Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
· Kamera siap untuk merekam.
Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah.
Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white balance dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada menu di kamera.
Zoom
Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek secara optik, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) ke sudut lebar (wide angle).
Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up
Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.
Zooming bisa dilakukan dengan dua cara:
Manual: dengan memutar ring zoom pada lensa
Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera
Focus
Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.
depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.
Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang kedalaman yang sempit mengharuskan kita untuk terus menerus follow focus apabila kamera atau objek bergerak.
Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).
3 hal yang menentukan depth of field :
1. Panjang Fokal Lensa
Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit atau kata lainnya fokus semakin tipis.
2. f-stop/iris
Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman semakin sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya lebih lebar dari f/2.0
3. Jarak kamera dengan objek
Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang kedalaman
Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit bidang kedalaman.
Audio Levels
Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada penonton.Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).
Framing/kompisisi Tiori komposisi
Menurut kamus bahasa, komposisi (composition) berarti sebuah proses penggabungan beberapa elemen menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam videografi komposisi merupakan sebuah proses yang sangat vital karena dari komposisi itulah sebuah gambar bisa becerita, dari komposisi pula sebuah gambar terlihat indah dan enak dipandang untuk dinikmati. Berbeda dengan seni lukis yang memulai komposisi dari bidang kosong, kemudian menambahkan elemen-elemen yang dirasa perlu agar pesan lukisannya bisa sampai ketika dilihat orang lain. Komposisi dalam videografi dimulai dari bidang yang penuh, kemudian satu-persatu elemen yang tidak perlu disingkirkan untuk mencapai tujuan yang sama.
Komposisi sangat berkaitan dengan estetika, untuk itu tidak ada peraturan yang mengikatnya, kalaupun ada hanyalah sebatas panduan yang boleh diikuti dan boleh juga tidak dikuti. Untuk itu ada istilah following the rule dan breaking the rule. Tetapi bagaimanapun panduan-panduan dalam menentukan komposisi ini sudah melalui proses studi yang cukup panjang sehingga sangat sesuai dengan indera penglihatan manusia dalam menikmati karya visual ini.
Buatlah simple (Simplicity)
Pada forum-forum kritik gambar, sering kita dengar komentar-: “simple tapi menarik…”, atau “backgroundnya terlalu ramai sehingga POI kurang menonjol…” dan lain-lain. Tujuan komposisi ini adalah memberikan penonjolan pada object utama gambar (point of interest – POI) agar langsung terlihat secara utuh tanpa gangguan elemen-elemen lain yang tidak diperlukan. Karena itu, pastikan benar bahwa elemen-elemen yang masuk kedalam frame kamera adalah elemen-elemen yang benar-bener diperlukan. Cobalah zoom lebih dekat atau cari sudut pandang lain untuk menentukan point of interest
Perhatikan gambar di bawah ini.
GAMBAR 2
Pada gambar 1, object utama tidak terlalu menonol karena penglihatan akan terbagi ke beberapa aspek lainnya yang sama menonjol atau kurang menonjol tapi punya implikasi untuk mengalihkan perhatian. Struktur kayau dermaga yang kompleks bisa menyaingi object utama karena porsi dan intensitas cahayanya seimbang dengannya. Orang-orang yang terlihat di background juga punya andil yang cukup besar untuk mengalihkan perhatian karena orang akan merasa penasaran dengan aktivitas yang sedang dilakukannya.
Perhatikan gambar 2. Seluruh tumpuan penglihatan hanya tertuju kepada object utama karena tidak ada bagian lain yang akan menarik perhatian yang melihatnya. Semua elemen yang berpotensi mengganggu sudah dihilangkan. Contoh ini menunjukan bahwa zooming atau memfokuskan ke frame hanya ke object utama akan menghasilkan gambar yang simple tapi tepat sasaran.
GAMBAR 3
GAMBAR 4
Pada gambar 3, object utama duduk di dermaga dengan background kapal-kapal yang sedang bersandar. Background dibutuhkan untuk memberikan cerita dan suasana di dermaga. Masalahnya adalah background terlalu ramai sehingga perhatian akan terpecahkan dan object utamanya sendiri menjadi agak kurang menonjol. Gambar 4, memperbaiki kondisi tersebut tanpa menghilangkan suasana dermaganya, porsi kapal hanya diberi sedikit sehingga object utama menjadi lebih menonjol. Contoh ini memperlihatkan bahwa hanya dengan menggeser sudut pengambilan gambar, simplicity bisa didapatkan.
Hindari penumpukan object (merger)
Penumpukan object akan sangat mengganggu object utama (POI) karena bisa merusak keindahannya dan mengurangi rasa nikmat dalam melihatnya. Perhatikan contoh berikut :
GAMABR 5
GAMBAR 6
Perhatikan gambar 5, posisi kamera tepat sejajar dengan kepala object utama bahkan terkesan menyatu dengan bagian rambut karena tidak ada pemisah. Kondisi ini adalah salah satu yang bisa dikategorikan sebagai penumpukan. Model yang harusnya terlihat cantik akan terganggu oleh keberadaan elemen kamera yang tidak pada tempatnya. Gambar 6, diambil dari sudut yang lain dan memperbaiki kondisi yang ada. Bisa dilihat gambar 6 terlihat lebih menarik dibandingkan dengan gambar 5.
RULE OG THIRD/ GOLDEN MEAN/GARIS KENCANA
Menempatkan object utama di tengah frame akan menghasilkan gambar yang kurang dinamis dan terkesan snapshot.atau datar Menempatkan object utama pada prinsip rule of third akan memberikan efek yang lebih dinamis. Dan berdasarkan penelitian, mata kita memang lebih terasa nyaman pada posisi tersebut
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 8 terlihat kaku dan tidak dinamis karena penempatan objek tepat di tengah tengah frame gambar seperti ini disebut dead centre. Gambar 9, 10 memperlihatkan contoh komposisi yang sesuai dengan rule of third. Penempatan object utama dan object lain diposisikan pada setiap titik persilangan garis. Pada gambar 9, si anak diposisikan pada titik kanan bawah dan sepeda diposisikan pada kiri bawah. Gambar ini ini menjadi lebih dinamis dan enak untuk dilihat karena posisinya tersebut. Gambar 10, memperlihatkan bayi yang menangis yang menjadi object utama foto ini dan diposisikan pada titik kiri atas.
Mengikuti rule of third sangatlah mudah, cukup membayangkan empat titik tersebut saat membidik lalu putuskan pada titikmanaobject utama akan ditempatkan.
Golden Mean
Golden mean juga dikenal dengan golden section adalah sebuah panduan komposisi yang didasarkan pada perhitungan matematika yang unik.
Panduan komposisi ini pertama kali didokumentasikan oeh seniman yunani kuno dan sampai saat ini masih digunakan meskipun popularitasnya agak tertutupi oleh panduan komposisi rule of third. Prinsipnya panduan kompoisi ini hamper sama dengan rule of third namun titik interesnya lebih sempit sekitar 5% kearah tengah. Perhatikan gambar berikut:
ada teorinya golden mean ini bisa digunakan pada semua scene foto, tapi pada prakteknya lebih mudah diaplikasikan pada foto portrait formal/klasik. Pada scene lain lebih mudah menggunakan komposisi rule of third
Balance
Dalam seni visual balance berarti mengisi frame dengan porsi yang kurang lebih seimbang, bisa oleh elemen object, warna ataupun contrast. Sebuah gambar dengan komposisi yang balance akan terasa saat kali pertama dilihat begitu juga sebaliknya.
Perhatikan contoh berikut;
gambar 11
Pada gambar 11 satu bagian terisi oleh elemen object yaitu seorang wanita cantik, meskipun pandangan menyapu kearah kiri sehingga kesan dinamis terlihat, foto ini tetap timpang, tidak balance. Bagian kosong dalam frame ini telalu lebar sehingga terasa ada sesuatu yang kurang ketika melihatnya.
Gambar 12
Pada gambar 12 kekosongan ruang yang mengakibatkan gambar terasa tidak seimbang diperbaiki dengan hanya menambah satu elemen kecil saja yaitu sebuah lilin y ang menyala. Jadi balance tidak perlu elemen yang sama besar, yang terpenting adalah jangan sampai membiarkan ada kekosongan yang terlalu besar dalam frame
Komposisi garis dan lingkaran ( line and curve)
Komposisi ini berdasarkan pada garis dan curve yang membentuk arah penglihatan menuju object utama. Secara tidak sadar mata kita selalu mengikuti arah garis jika melihat sebuahgambar yang memang ada garisnya, untuk itu sebagai cameraman kita dituntut untuk bisa memanfaatkan garis ini semaksimal mungkin untuk menggiring mata penonton ke object utama. Garis bisa berupa apa saja, bisa jalan, sungai, pagar, tali atau bahkan bayangan. Garis adalah hal yang setiap hari bisa kita temui di mana saja, ia bisa menggabungan beberapa elemen menjadi satu kesatuan atau bisa memisahkannya menjadi bagian-bagian yang berdiri sendiri.
Komposisi line & curve bisa berupa komposisi diagonal, vertical, horizontal dan kurva atau garis lengkung yang masing-masing bisa membentuk mood tersendiri. Vertical biasa digunakan untuk kesan kuat yang diterapkan pada cityscape. Horizontal bisa memberikan mood kedamaian, biasanya diterapkan pada landscape, diagonal memberikan mood pergerakan dan kurva memberikan mood elegan seperti yang sering diterapkan pada pengambilan gambar peragaan busana Perhatikan contoh-contoh berikut:
Komposisi garis
Komposisi lingkaran
Perbandingan komposisi
tipe shoot
Selain penempatan objek atau POI dalam pengambilan gambar video kamera juga harus selalu memperhatikan tipe shoot, tipe shoot ini nantinya akan akan menghasilkan sebuah rangkaian cerita , semakin lengkap dan variatif tipe shoot yang di shooting semakin lengkap dan variatif juga rangkaian cerita yang akan di hasilkan
ELS (Extreme long Shot)
Shott tipe ini adalah shoot yang mengambil gambar sangat jauh dari subyek yang mungkin tidak akan kelihatan dengan jelas. Teknik ini bertujuan untuk menunjukan lingkungan disekitar subjek dan dirancang untuk menunjukan pendengar di mana tempat tindakan diambil. ElS juga disebut dengan istilah extra long shot or extreme long show
VLS very lonngshoot
Tipe ini sudah mengambil lebih dekat dengan lingkungan disekitar subjek. Subjek akan terlihat berada di lingkungan seperti apa. Teknik ini juga bisa memfokuskan pada satu objek seperti jendela atau berada dibagian apa dalam lingkunganya
LONG SHOOT / LS
Shoot ini mengambil subyek dalam bingkai yang penuh. Kita mengambil dari gambar kaki subjek dan juga mengambil pada bagian kepala hampir pada bagian atas frame. Teknik ini sungguh sulit untuk dikerjakan, karena dari awal sampai akhir harus selalu mengikuti pergerakan subjek. Kalo tidak kita akan mendapatkan gambar yang terpotong dari subjek
Medium shoot
Pengambilan gambar dengan tipe shoot ini ini bertujuan untuk menunjukan subyek lebih detail, dan juga bisa menunjukan emosi yang ditampulkan oleh subjek. Teknik ini banyak digunakan pada penyampaian berita televisi oleh presenter, wartawan yang akan mewawancara sehingga subjek dengan leluasa mengeluarkan expresinya, seperti gerak tangan, dll
medium close up
shoot yang mengambil gambar dari dada sampai atas kepala untuk menunjukan
ekspresi wajah lebih jelas
Close up
Shoot ini hanya mengambil gambar hanya pada bagian wajah (close up). Teknik ini lebih menonjolkan ekspresi wajah dari subjek. Close-up juga dapat digunakan sebagai teknik cut-in. Dengan teknik ini penonton dapat menggambar atau merasakan bahwa pribadinyalah yang menjadi sebagai subjek
Extreme close up
Pengambilan gambar dengan teknik ini akan menunjukkan secara detil ekspresi dari subjek, seperti linangan air mata dan luapan kegembiraan terpancarkan dari wajah atau mata subjek
Cut away
Shoot yang mengambil pergerakan dan reaksi dari sekitar subjek atau menekankan sesuatu milik dari subjek, contoh gambar kucing adalah objek dari pemiliknya shot ini di gunakan unutk mengalihkan perhatian penonton saat terjadi perpindahan sequence atau menghindari jump cut
Cut- in
Hampir mirip dengan Cutaway, bedanya hanya menjelaskan bagian dari subejk secara lebih jelas, contoh pengambilan tangan yang menunjukan berupa luapan emosi, grogi, takut, dll
Two shoot
Ini merupakan variasi pengambilan gambar. Pada saat interview atau wawancara bisa dilakukan pengambilan presenter dan subjek atau hanya presenter saja dan juga hanya subjek saja yang akan di ambil.
Dengan teknik ini bisa membuat suasana wawancara menjadi lebih hidup dan tidak terjadi kekosongan objek disekitarnya
Oos(over the shoulder)
Shoot ini merupakan teknik pengambilan subjek dari sisi belakang orang lain. Pengambilan gambar dilakukan dengan memotong frame dari belakang telinga sekitar 1/3 dari lebar frame dan orang yang diambil harus menduduki kira-kira 2/3 dari lebar frame. Subjek yang diambil harus terlihat dengan jelas dan usahakan juga bahunya terambil
Camera angle
Secara mekanis, angle atau sudut pengambilan gambar itu berhubungan erat dengan lensa kamera, baik jenis lensa yang digunakan maupun penempatan kamera itu sendiri.
ruang internal shot sering menonjolkan kualitas emosional dari adegan. Perspektif yang normal untuk membangun shot sering digunakan secara gamblang dan langsung. Tinggi lensa akan mengendalikan bagaimana penonton mengidentifikasi subyek. Lensa rendah akan mengurangi detail level latar belakang dan menghilangkan indikasi antara latar belakang dengan objek. Posisi lensa yang tinggi memiliki efek sebaliknya.
Low Angle
Pengambilan gambar dengan low angle, posisi kamera lebih rendah dari objek akan mengakibatkan objek lebih superior, dominan, menekan. Dan menggambarkan keagungan
High Angle
Kebalikan dari low angle, akan mengakibatkan dampak sebaliknya, objek akan terlihat imperior, tertekan
Dengan mengetahui dampak pesan yang akan tersampaikan dari sudut pengambilan gambar kita bisa mengkonstruksi shot-shot yang akan dibuat sesuai dengan pesan apa yang ingin kita sampaikan pada penonton. Satu sekuens yang sama akan dimaknai berbeda ketika pemlihan angle shot yang berbeda.
Misalnya adegan demontrasi mahasiswa,
rangkaian petama : 1.long shot para demontrans, 2. high angle demonstran teriak-teriak, 3. low angle polisi sedang menggebuki demonstran. 4. high angle demontran kesakitan,
rangkain ke dua : 1.long shot para demontrans, 2. low angle demonstran teriak-teriak, 3. high angle polisi sedang menggebuki demonstran. 4. low angle demontran.
Dalam sekuens pertama, penonton akan memaknai rangkaian shot tersebut bahwa ada demontrasi yang dilakukan mahasiswa, polisi dengan superioritasnya bisa menangani aksi demontrasi itu dengan sikap represif, mahasiswa teretekan. Sedangkan pada sekuens ke dua, penonton akan melihat demontrasi yang dilakukan mahasiswa walapun dijaga oleh para polisi, mahasiswa terlihat superior dan mendominasi bahkan lebih gagah dari para polisi.
ini baru satu aspek saja yakni dari angle atau sudut pengambilan gambar yang mengahsilkan efek berbeda pada penonton. Jadi, angle menjadi elemen makna atau pesan. Pesan apa yang ingin disampaikan pemberi pesan tergantung pada penempatan angel dari camera?
Secara tiori penggunaan sudut lensa yang di pilih memiliki tujuan
l Menonjolkan subyek prinsip
l Menyediakan variasi ukuran shot
l Memberikan kelebihan tambahan terhadap subyek yang dipilih
l Menyediakan perubahan sudut atau ukuran shot untuk memungkinkan terjadinya inter cutting yang tidak menonjol
l Menciptakan komposisi shot yang baik
l Meningkatkan arah mata
Garis imajiner
garis imajiner adalah garis yang memisahkan antara subjek di dalam frame dengan subjek lain di luar frame //
contoh
dalam gambar terlihat jelas ada target di luar gambar yang menjadi sasaran tembak, target tersebut adalah batas imajinasi yang ada di dalam benak penonton
pada gambar ini subjek seolah olah sedang berbicara kepada audience/ audience dalam gambar ini berada dalam imajinasi kita.
kesalahan penentuan imajiner gambar. ini sangat penting karena dapat mempengaruhi maksud gambar yang akan di ceritakan
seperti rangkaian berikut ini
1 2 3
gambar 1 dan 2 memberikan kesan yang sama bagi kita yaitu gambar bergerak dari arah kiri ke kanan frame, sedang gambar ke tiga memberi kesan berlawanan ini lah yang di sebut crosing line dalam istilah videografi.
Cut away/ intercut
masalah crosing the line atau jump cut seperti diatas,dapat di atasi dengan memberikan cut away diantara dua gambar untuk menginterupsi perhatian penonton
cut away atau intercut adalah gambar untuk mengalihkanperhatian penonton dalam penyusunan sequence, cut away ini biasanya gambar lain yang masi memiliki hubungan dengan subjek .
Fungsi cut away
1 menggabungkan dua gambar yang tidak terlalu berhubungan
2 pengantar dari satu sequence ke sequence lain di luar scene utama.tapi masi dalam satu alur cerita
3 memberi kesan dinamis dalam gambar.
Sequence dan kontinuiti
sequence adalah rangkaian adegan yang membentuk suatu cerita, berbeda dengan fhotografi, satu adegan di dalam frame video kamera tidak dapat menceritakan sesuatu sebelum di rangkai dalam satuan sequence ,secara sederhana sequence dapat juga di katakan potongan potongan gambar yang saling berkaitan sehingga membentuk satu alur cerita.
Dalam penyusunan sequence harus selalu di perhatikan kesinambungan/continuity scene agar seluruh rangkaian sequence terlihat normal dan tidak membingungkan penonton.
Dalam dunia videografi di kenal 5 jenis kesinambungan(kontinuiti) yaitu
Content Continuity : kontinuitas gambar pada isi cerita yang terangkum dalam sambungan berbagai shot. Hal tersebut bisa berbentuk benda (tata artistik, properti), sinar cahaya (tata cahaya), wardrobe, dan make up.
Movement Continuity : kontinuitas gambar pada gerakan yang direkayasa ataupun yang terjadi dengan sendirinya (natural). Gerakan dalam adegan diperankan oleh pemain dan figuran, sedangkan gerakan natural merupakan gerakan yang terjadi karena faktor alam, misalnya awan ditiup angin, riak dari air terjun ataupun burung terbang bebas.
Dialogue Continuity : kontinuitas dialog yang terwujud dalam percakapan para pemeran sesuai dengan tuntutan cerita dan logika visual (kebutuhan gambar sesuai dengan naskah).
Position Continuity : kontinuitas gambar untuk blocking subjek. posisi properti (tata artistik), dan berbagai posisi lainya yang disesuakan dengan komkposisi gambar dalam berbagai sudut arah kamera
Sound Continuity : kontinuitas suara dalam gambar, baik yang bersifat Direct Sound (suara yang direkam langsung pada saat shotting) maupun Indirect Sound (sound effect dan ilustrasi musik).
Pergerakan kamera
Terdapat paradoks dalam menciptakan camera movement untuk menghasilkan perubahan visual ketika mencoba membuat invisible movement. Secara teknis hal ini dimaksudkan untuk menghindari bergesernya perhatian penonton. Caranya adalah dengan melakukan pergerakkan kamera yang mengikuti pergerakkan subjek. Tapi yang harus diperhatikan adalah tujuan atau motivasi dari pergerakkan kamera itu sendiri . Secara umum, menurut Peter Ward dalam Digital Video Camerawork, motivasi itu antara lain :
l Untuk menambah interest visual
l Mengekresikan kegembiraan
l Meningkatkan ketegangan
l Memberikan interes pada subjek baru
l Memberikan perubahan angle/sudut pandang.
Secara khusus, ada dua kaidah dalam mengontrol camera movement, yakni menyesuaikan gerakkan dengan aksi subjek sehingga gerakan kamera akan distimulasi oleh aksi dan yang kedua adanya kebutuhan untuk menjaga komposisi yang baik selama pergerakkan.
videografi mengenal dua pergerakan kamera yaitu pergerakan lensa dan pergerakan kamera
pergerakan lensa adalah perubahan panjang fokal lensa dari sudut lebar ke sudut sempit atau sebaliknya biasa di kenal zoom in dan zoom out
pergerakan kamera adalah cara pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera secara horizontal dan vertical tampa mengubah posisi kamera. Gerakan kamera horizontal di sebut pan sedangkan gerakan vertikal di sebut tilt. Gerakan memajukan badan kamera di sebut trak atau dolly gerakan maju disebut trak in dan gerakanmundur di sebut track out
Cahaya dan Pencahayaan
Shooting adalah melukis dengan cahaya. Unsur cahaya berarti sangat penting dalam pembuatan film maupun acara televisi. Cahaya tidak selalu berurusan dengan lampu. Ada sumber cahaya lain selain dari sumber lampu. Secara sederhana ada dua jenis sumber pecahayaan, yakni pencahayaan alami (natural) dan pencahayaan buatan(artificial).
Cahaya merupakan gelombang elektromagnestis yang diterima oleh indera penglihat (mata) yang kemudian diteruskan ke otak yang akan merespon, menanggapi ransangan cahaya terebut. Sederhanya, tanpa cahaya maka benda tidak akan kelihatan. Atas dasar itulah, produksi film dan video memerlukan cahaya agar subyek bisa terlihat.
Pencahayaan televisi dan film memiliki fungsi-fungsi berikut:
• Menyinari obyek/subyek
• Menciptakan gambar yang artistik,
• Menghilangkan bayangan yang tidak perlu
• Membuat efek khusus.
Menyinari objek artinya memberikan pencahyaan agar objek atau subjek bisa terlihat jelas sesuai konsep film itu sendiri. Tidak semua bayangan itu diperlukan dan tidak semua bayangan tidak diperlukan. Dengan pencahayaan tetentu bayangan bisa dihilangkan, dikurangi,atau bahkan ditambah. Perlu tidaknya bayangan atau shadow, lagi-lagi sangat tergantung dari konsep shooting ittu sendiri.
Three Points Lighting
Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light.
Key Light adalah pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.
Fill Light merupakan pencahyaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilagkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.
Back Light, pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.
Selain 3 poin pencahayaan tadi masih ada jenis pencahyaan lainnya, yakni Background Light dimaksudkan agar setting/panggung tetap bisa kelihatan dengan baik.
Arah Cahaya
Arah cahaya dari pencahayaan akan bergantung pada ketinggian dan sudut dari sumber cahaya tadi. Dari atas, bawah, atau rata dengan obyek? Dengan demikian kita akan tahu bayangan yang dihasilkan cahaya tadi jatuh dimana. Peletakan sumber cahaya di atas subyek akan menghasilkan efek yang berbeda jika dibandingkan dengan peletakkan sumber cahaya dari arah bawah subyek. Arah pencahyaan ini biasanya disebut sebagai down angle dan up angle. Dengan down angle akan menghasilkan bayangan yang jatuh kea rah tubuh (kalau subyeknya orang). Sebagai contoh, konsep down angle bisa dilakukan pada scene interograsi, akan kelihatan dramatis. Sedangkan up angle akan menghasilkan pencahayaan yang kurang lazim, namun dengan penempatan pencahayaan seperti ini subyek akan kelihatan powefull dan gagah.
Kualitas Cahaya Kualitas pencahayaan berkaitan dengan keras atau lembutnya pencahyaan itu sendiri. Secara garis besar ada dua kualitas pencahayaan, yaitu hard light dan soft light. Hard light mempunyai karakteristik pencahyaan yang kuat dimana shadow atau bayangan lebih terlihat jelas. Softlight memiliki karakter sebaliknya, antara pencahyaan dengan bayangan hanya memiliki perbedaan yang tipis.
Rasio Pencahayaan
Lighting Ratio merupakan perbandingan antara brightness dan lightnest. Misalnya perbandingan 2:1, dimana pencahayaan area terang dua kali lipat dibanding area gelap. Teknologi video memungkinkan sampai pada rasio 4:1, area terang memiliki intensitas 4 kali lebih terang dibandingkan area gelap. Jika lebih dari itu, maka unsur detail bayangan atau shadow akan hilang.
Kontrol Cahaya
Ini merupakan metode untuk menambah atau mengurangi pencahayaan dari sumber cahaya. Penambahan atau pengurangan ini untuk menghasilkan efek tertentu. Misalnya efek cahaya matahari yang memancar masuk pada jendela kamar tidur, digunakan translucent yang ditempelkan dekat sumber cahaya.
Mengukur Intensitas
Intensitas cahaya yang yang dihasilkan dari key light, fill light,serta backlight bisa diukur oleh sebuah alat yakni Lightmeter. Ada dua jenis alat ini yaitu Incident and Reflectant. Incident diperuntukkan untuk mengukur intensitas cahaya yang “jatuh” pada subjek. Sedangkan Reflectant dipergunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipantulkan oleh subyek.
Jenis-Jenis Lighting Banyak sekali jenis lampu yang digunakan dalam proses pengambilan gamar atau shooting. Jenis lampu itu terdiri atas :
l Blonde :1000-2000 watt, biasanya digunakan sebagai pencahayaan flood untuk area yang luas
l Readhead : 650 – 1000 watt, digunakan sebagai key flood untuk area yang luas
l Pepper Light : 100 – 1000 watt, lampu dengan intensitas rendah digunakan khusus untuk key atau fill light
l HMI : ini merupakan jenis lampu kualitas tinggi
l Hallogen : 100 – 500 watt, digunakan sebahgai key flood untuk area luas, jenis lampu ini biasanya digunakan untuk produksi dengan budgeting rendah.
l Fresnell : jenis lampu yang memiliki lensa khusus yang memancarkan cahaya
Temperatur Warna
Temperatur Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap sebuah obyek ketika cahaya itu mengenai obyek. Ukuran temperatur warna dinyatakan dalam satuan derajat Kelvin (K). Semakin besar ukuran derajat Kelvin, maka warna obyek semakin putih, kebalikkanya maka obyek akan terlihat semakin menguning.
http://kasmanto.wordpress.com
Setiap orang bisa membuat karya film video asalkan tahu dan paham proses pembuatannya dan cara-cara penggunaan peralatannya. Asalkan ada kemauan dan peralatan tidak susah untuk mempelajarinya. Apalagi saat ini kamera video sudah bukan barang asing lagi. Dalam lingkup keluarga pun sudah dikenal handycam, peralatan sederhana yang sudah dipenuhi beberapa fasilitas.
Pertama kali yang perlu kita ketahui untuk pengambilan gambar adalah pengenalan terhadap kamera. Kamera merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah pengambilan gambar. Tanpa menyepelekan bagian yang lain, tanpa kamera sebuah produksi tidak bisa berjalan, karena di kamera inilah gambar dan suara direkam ke dalam film atau pita video.
Ada berbagai macam jenis kamera yang beredar, mulai dari kamera handycam sampai kamera professional broadcast. (nama handycam bermula dari merek dagang kamera video keluaran Sony Corp dan istilah umumnya adalah camcorder). Kamera handycam disebut juga kamera keluarga karena lebih banyak digunakan untuk kepentingan keluarga dan pengoperasiannya juga mudah, meskipun ada beberapa jenis camcorder yang bisa digunakan untuk kualitas broadcast (seperti : Canon XL-2). Sedangkan kamera professional dipakai oleh seorang yang professional dibidangnya, karena penggunaannya perlu beberapa ketrampilan dan pengetahuan khusus tentang fasilitas kamera itu sendiri.
Jenis- jenis Kamera:
- Betamax
- VHS
- SVHS
- Betacam
- Digital Betacam
- Hi8
- D8
- Mini DV
- DV
- DVCAM
- HDTV (hi definition television)
- Seluloid (8mm, 16mm, 35mm. 65mm, 70mm)
Masing-masing jenis kamera mempunyai kelas yang berbeda sesuai kebutuhannya, namun fungsi dan pengoperasiannya tidak jauh berbeda, hanya mungkin fasilitas dan kualitas hasil rekamannya yang berbeda.
Pada dasarnya setiap kamera terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : 1. Lensa
2. Tubuh Kamera
3. Recorder/VCR
1. LENSA Lensa mempunyai fungsi untuk memilih bidang pandang tertentu dan ditangkap secara optik yang menghasilkan gambar dan diteruskan ke permukaan tabung kamera (yang nantinya oleh tabung kamera diubah lagi dari optik ke elektrik).
Ada beberapa jenis lensa menurut panjang fokalnya. Panjang fokal adalah jarak antara pusat optik lensa dengan titik di mana gambar terlihat dalam keadaan focus. Ada beberapa jenis lensa, yaitu :
a. Lensa Normal
Lensa ini sering disebut dengan lensa standart. Gambar yang dihasilkan dengan lensa normal ini memberi kesan yang biasa dan datar. Tidak ada efek distorsi atau melengkung.
b. Lensa Wide/Sudut Lebar
Disebut lensa sudut lebar karena jangkauan dari subyek yang bisa ditangkap oleh lensa cukup lebar, sebagai gambaran dengan menggunakan lensa sudut lebar, kita tidak perlu mundur mengambil jarak karena ada beberapa bagian yang tidak tertangkap lensa, terutama pada pengambilan gambar grup shot, arsitektur, keramaian sebuah pasar, dan lain-lain.
c. Lensa Tele
Lensa dengan focal length yang panjang, bila menggunakan lensa ini subyek jadi terasa dekat sehingga kedalam menjadi kurang, keuntungannya kita bisa merekam gambar dari jarak cukup jauh tetapi dapat menghasilkan gambar seperti kalau kita dari jarak dekat. Selain itu penggunaan tele lens memberikan keuntungan pada kita akan ruang tajam yang sempit, sehingga kita dengan leluasa bisa melokalisir subyek, sementara yang lainnya akan terlihat blur. Kerugiannya disamping kedalam kurang, sedikit saja goyangannya pada kamera akan terlihat sekali dari hasil rekamannya, biarpun kita sudah memperoleh focus yang maksimal. Untuk menghindari goyangan kamera, kita bisa menggunakan tripod atau monopod.
d. Lensa Macro
Lensa ini sangat baik digunakan untuk merekam benda-benda kecil, seperti capung, serangga, buah yang kecil-kecil. Panjang fokal lensa macro antara 55-105 mm, tetapi didalam lensa macro (beda dengan lensa biasanya) ditambah beberapa jenis lensa sehingga kita bisa merekam gambar dari jarak dekat sekali, dan perbandingan antara subyek dengan yang ditangkap oleh lensa bisa mencapai 1:1. > Lensa Vario/Zoom
Lensa jenis ini merupakan penggabungan dari lensa sudut lebar sampai ke lensa tele. Jadi kita tidak perlu lagi mengganti lensa, cukup satu lensa sudah mencakup semua jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom.
2. TUBUH KAMERA
Tubuh kamera ini berisi tabung pengambil gambar (pick up tube) yang berfungsi untuk merubah gambar optik yang dihasilkan lensa menjadi sinyal elektrik. Di tubuh kamera ini biasanya juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas kamera, seperti white balance, optical stabilization, shutter speed, iris dan lain-lain. Tergantung jenis kamera dan kebutuhannya.
FOKUS
Secara sederhana kita artikan saja ketajaman dari suatu titik ataupun benda yang kita lihat dengan mata telanjang. Begitu juga bila mata kita melihat sebuah benda melalui viewfinder kamera, maka benda yang tampak di viewfinder tersebut mungkin tajam, mungkin pula tidak. Untuk mengatur agar benda yang kita lihat malalui viewfinder nampak tajam, kita harus mengatur focus dengan cara memutar gelang pengatur jarak yang ada pada lensa.
F-STOP, DIAFRAGMA
F-stop adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara panjang fokal dengan diameter lensa. Diafragma/Iris adalah bukaan lensa untuk menangkap sinar yang masuk. Semakin kecil angka f-stop, maka bukaan diafragma/irisnya semakin besar, dan sebaliknya semakin besar f-stop, bukaan diafragmanya semakin kecil. Pengaturan diafragma ini akan berkaitan pula dengan depth of field.
SHOOTER SPEED
Sama halnya dengan kamera SLR kamera video/film memiliki shooter speed. Fungsinya untuk mengatur seberapa cepat kamera dalam mengambil gambar. Jika memakai speed rendah missal 1/30 sec, maka gambar yang terekam mampu menimbulakan efek berbayang (slow motion) bila obyek bergerak cepat. Bila memakai speed tinggi missal 1/1000 sec maka gambar akan bergerak seperti normalnya atau tidak berefek.
OPTICAL STABILIZATION
Berfungsi menurangi getaran pada saat kamera berjalan mengikuti onbyek.
DEPTH OF FIELD
Yang dimaksud ruang tajam adalah ruang atau area pada foto semuanya akan terlihat tajam. Ruang tajam bisa kita atur sesuai dengan yang kita inginkan. Ruang tajam sangat dipengaruhi oleh seberapa besar aperture dibuka (besar bukaan diafragma), berapa milimeter panjang focal dari lensa yang digunakan, dan jarak lensa terhadap subyek yang akan dijepret. Semakin besar bukaan diafragma dan dengan kombinasi panjang focal lensa yang cukup panjang dan pengambilan dari jarak yang tidak terlalu dekat maka Depth of field menjadi sempit.
WHITE BALANCE
Salah satu kewajiban kita sebelum merekam gambar adalah harus mengeset white balance kamera terlebih dulu. Pada intinya televisi atau video menerima cahaya dari 3 warna primer RGB, red, green, dan blue. Bila ketiga warna ini dipadukan dalam perbandingan yang sama, maka akan menghasilkan warna cahaya putih. Warna putih inilah yang harus kita sesuaikan agar obyek putih benar-benar terlihat putih di lensa kamera. Padahal warna putih jika terkena cahaya warna lain sedikit saja akan berubah, seperti kekuning-kuningan atau kebiru-biruan. Jika di luar ruang/outdoor, maka warna yang ditangkap kamera video cenderung kebiru-biruan. ]
Sedangkan di dalam ruangan/indoor cenderung kemerah-merahan.
Untuk itulah di beberapa kamera video dilengkapi filter koreksi warna dan white balance yang dipasang di antara lensa dan tabung kamera. Pada umumnya kamera video dilengkapi 2 filter koreksi untuk outdoor dan indoor. Tetapi ada juga yang dilengkapi 4 jenis filter koreksi warna.
VIEWFINDER
Viewfinder merupakan monitor kecil sebagai jendela pengamat kita untuk bisa melihat obyek yang masuk ke dalam kamera. Pada umumnya viewfinder ini hanya monitor hitam putih. Tetapi ada beberapa yang berwarna seperti Handycam Sony dan Canon XL-2.
Dalam viewfinder biasanya disertai informasi fasilitas dan indicator pada saat rekaman, seperti indicator posisi kamera record atau pause/stand by, white balance, iris, dan battery atau kaset habis dan lain sebagainya.
3. RECORDER/VCR
Salah satu bagian dari kamera adalah VCR (Video Casette Recorder) alat perekam gambar dan suara. Di beberapa kamera ada yang recordernya terpisah seperti jenis U-matic. Tetapi ada juga yang menjadi satu dengan bodi kamera. Kelebihan menjadi satunya bodi kamera dengan recorder adalah keringanan dan efisiensi waktu. Pekerjaan menjadi lebih mudah.
Banyak menu di camera yang dapat menambah kualitas visual, dengan mengexplore menu menu ini kita dapat meningkatkan aspek estetika gambar dan memberikan evek visual yang luar biasa.
1. martix
matrx hampir sama dengan color corection , menggunakan funsi matrix ini memungkinkan kita mengadjust warna wanan tertentu dalam satu frame dengan merubah level saturasi dan fhase. biasanya semakin tinggi nilai matrik semakin dalam efek warna yang kita peroleh
2.m black/ pedestal
berfungsi untuk mempertegak area gelap dalam gambar/ funsi ini sangat baik di gunakan untuk menampilkan kesan tajam pada area area gelap
3 chroma
chroma berkaitan dengan saturasi gambar semakin rendah chroma semakin pucat gambar dan sebaliknya kombinasi antara chroma dan matrix akan memberikan effect warna yang sangt dramatis
4 coring
coring dapat mengaburkan noise pada gambar, kebalikan dari detail level coring dapat membypass pnoise yang di sebabkan detail level, detail coring juga memperhalus tekture hanya saja gambar akan terlihat blur/softer
5. detail level
detail level berpengaruh pada sharpness / ketajaman gambar
Mata manusia menggunakan 2 kriteria untuk menentukan ketajaman yaitu resolution dan contrast
Semakin kecil detail semakin blur gambar dan semakin tinggi semakin tajam namun apabila detail sangat tinggi gambar tidak terlihat alami,
detail level juga dapat di gunakan unutk menambah ketajaman detail bagian pinggir objek
6. skin dtail/ tone skin
di gunakan untuk memperhalus tampak kulit, saat di matikan kulit warna kulit akan terlihat lebih tajam sehingga memberikan effek kasar
7. gamma
gamma adalah relasi antara input dan output signal camera semakin dekat korelasi antara out put dan input semakin normal gambar terlihat, meski camera sudah memiliki defaul gamma, penggunaan gama ini dapat memberi efect HD meski kita melakukan shooting dengan sd format
Basic Camera Operation
Camera video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian. Begitu juga media penyimpanan gambar juga bermacam-macam. Contoh-contoh merk terkenal antara lain: Sony, Panasonic, Phillip, Ikegami, JVC, dan lain-lain. Dari berbagai merk tersebut masing-masing mempunyai beragam varian dan bentuk. Mulai kamera amatir, semi profesional, dan kamera profesional. Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk card (kartu memori). Seperti Panasonic p2 dan xperss card sony sxs xd
Bagi pengguna pemula/amatir biasanya dengan mode auto sudah cukup untuk mendapatkan gambar standar. Tatapi dalam kondisi tertentu, mode auto tidak bisa kita pakai untuk mendapatkan gambar sesuai dengan kemauan kita. Itulah sebabnya kenapa para Cameraman profesional sering menggunakan mode manual dalam mengoperasikan kamera.
1. The Main Control
Ada enam control dasar pada kamera:
1. Exposure:
· Aperture
· Shutter Speed
· (ND Filter)
· (Gain)
2. Filter Colour
3. White Balance
4. Zoom
5. Focus
6. Audio Levels
Aperture, Shutter speed, ND Filter, dan Gain merupakan bagian dari exposure.
Exposure/iris
Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:
1. Aperture (diafragma/iris)
Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.
2. Shutter Speed
Biasanya shutter speed standar di kamera televisi 1/50. kecuali anda ingin menggunakan efek shutter atau untuk mensinkronkan dengan objek, baru Shutter Speed di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan kita.
3. ND Filter
Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari yang terik.
4. Gain
Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan kurang cahaya, yang apabila dengan keadaan normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih under exposure. Dengan Gain kita bisa mengangkat exposure secara digital, konsekuensinya gambar menjadi agak coral (pecah).
Filter Colour
Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK.
Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang filter no.2 (5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita memasang filter berwarna oranye untuk mengimbangi warna biru pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih mengandung warna merah, maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang berwarna kebiru-biruan.
Sumber cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya mengandung warna biru, sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih mengandung warna merah. Perbedaan warna cahaya ini tergantung pada suhu dan diukur dengan derajad Kelvin.
White Balance
Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda maka filter koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan.
Cara menyetel white balance:
· Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.
· Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
· Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih
· Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
· Kamera siap untuk merekam.
Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah.
Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white balance dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada menu di kamera.
Zoom
Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek secara optik, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) ke sudut lebar (wide angle).
Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up
Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.
Zooming bisa dilakukan dengan dua cara:
Manual: dengan memutar ring zoom pada lensa
Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera
Focus
Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.
depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.
Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang kedalaman yang sempit mengharuskan kita untuk terus menerus follow focus apabila kamera atau objek bergerak.
Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).
3 hal yang menentukan depth of field :
1. Panjang Fokal Lensa
Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit atau kata lainnya fokus semakin tipis.
2. f-stop/iris
Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman semakin sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya lebih lebar dari f/2.0
3. Jarak kamera dengan objek
Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang kedalaman
Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit bidang kedalaman.
Audio Levels
Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada penonton.Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).
Framing/kompisisi Tiori komposisi
Menurut kamus bahasa, komposisi (composition) berarti sebuah proses penggabungan beberapa elemen menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam videografi komposisi merupakan sebuah proses yang sangat vital karena dari komposisi itulah sebuah gambar bisa becerita, dari komposisi pula sebuah gambar terlihat indah dan enak dipandang untuk dinikmati. Berbeda dengan seni lukis yang memulai komposisi dari bidang kosong, kemudian menambahkan elemen-elemen yang dirasa perlu agar pesan lukisannya bisa sampai ketika dilihat orang lain. Komposisi dalam videografi dimulai dari bidang yang penuh, kemudian satu-persatu elemen yang tidak perlu disingkirkan untuk mencapai tujuan yang sama.
Komposisi sangat berkaitan dengan estetika, untuk itu tidak ada peraturan yang mengikatnya, kalaupun ada hanyalah sebatas panduan yang boleh diikuti dan boleh juga tidak dikuti. Untuk itu ada istilah following the rule dan breaking the rule. Tetapi bagaimanapun panduan-panduan dalam menentukan komposisi ini sudah melalui proses studi yang cukup panjang sehingga sangat sesuai dengan indera penglihatan manusia dalam menikmati karya visual ini.
Buatlah simple (Simplicity)
Pada forum-forum kritik gambar, sering kita dengar komentar-: “simple tapi menarik…”, atau “backgroundnya terlalu ramai sehingga POI kurang menonjol…” dan lain-lain. Tujuan komposisi ini adalah memberikan penonjolan pada object utama gambar (point of interest – POI) agar langsung terlihat secara utuh tanpa gangguan elemen-elemen lain yang tidak diperlukan. Karena itu, pastikan benar bahwa elemen-elemen yang masuk kedalam frame kamera adalah elemen-elemen yang benar-bener diperlukan. Cobalah zoom lebih dekat atau cari sudut pandang lain untuk menentukan point of interest
Perhatikan gambar di bawah ini.
GAMBAR 2
Pada gambar 1, object utama tidak terlalu menonol karena penglihatan akan terbagi ke beberapa aspek lainnya yang sama menonjol atau kurang menonjol tapi punya implikasi untuk mengalihkan perhatian. Struktur kayau dermaga yang kompleks bisa menyaingi object utama karena porsi dan intensitas cahayanya seimbang dengannya. Orang-orang yang terlihat di background juga punya andil yang cukup besar untuk mengalihkan perhatian karena orang akan merasa penasaran dengan aktivitas yang sedang dilakukannya.
Perhatikan gambar 2. Seluruh tumpuan penglihatan hanya tertuju kepada object utama karena tidak ada bagian lain yang akan menarik perhatian yang melihatnya. Semua elemen yang berpotensi mengganggu sudah dihilangkan. Contoh ini menunjukan bahwa zooming atau memfokuskan ke frame hanya ke object utama akan menghasilkan gambar yang simple tapi tepat sasaran.
GAMBAR 3
GAMBAR 4
Pada gambar 3, object utama duduk di dermaga dengan background kapal-kapal yang sedang bersandar. Background dibutuhkan untuk memberikan cerita dan suasana di dermaga. Masalahnya adalah background terlalu ramai sehingga perhatian akan terpecahkan dan object utamanya sendiri menjadi agak kurang menonjol. Gambar 4, memperbaiki kondisi tersebut tanpa menghilangkan suasana dermaganya, porsi kapal hanya diberi sedikit sehingga object utama menjadi lebih menonjol. Contoh ini memperlihatkan bahwa hanya dengan menggeser sudut pengambilan gambar, simplicity bisa didapatkan.
Hindari penumpukan object (merger)
Penumpukan object akan sangat mengganggu object utama (POI) karena bisa merusak keindahannya dan mengurangi rasa nikmat dalam melihatnya. Perhatikan contoh berikut :
GAMABR 5
GAMBAR 6
Perhatikan gambar 5, posisi kamera tepat sejajar dengan kepala object utama bahkan terkesan menyatu dengan bagian rambut karena tidak ada pemisah. Kondisi ini adalah salah satu yang bisa dikategorikan sebagai penumpukan. Model yang harusnya terlihat cantik akan terganggu oleh keberadaan elemen kamera yang tidak pada tempatnya. Gambar 6, diambil dari sudut yang lain dan memperbaiki kondisi yang ada. Bisa dilihat gambar 6 terlihat lebih menarik dibandingkan dengan gambar 5.
RULE OG THIRD/ GOLDEN MEAN/GARIS KENCANA
Menempatkan object utama di tengah frame akan menghasilkan gambar yang kurang dinamis dan terkesan snapshot.atau datar Menempatkan object utama pada prinsip rule of third akan memberikan efek yang lebih dinamis. Dan berdasarkan penelitian, mata kita memang lebih terasa nyaman pada posisi tersebut
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 8 terlihat kaku dan tidak dinamis karena penempatan objek tepat di tengah tengah frame gambar seperti ini disebut dead centre. Gambar 9, 10 memperlihatkan contoh komposisi yang sesuai dengan rule of third. Penempatan object utama dan object lain diposisikan pada setiap titik persilangan garis. Pada gambar 9, si anak diposisikan pada titik kanan bawah dan sepeda diposisikan pada kiri bawah. Gambar ini ini menjadi lebih dinamis dan enak untuk dilihat karena posisinya tersebut. Gambar 10, memperlihatkan bayi yang menangis yang menjadi object utama foto ini dan diposisikan pada titik kiri atas.
Mengikuti rule of third sangatlah mudah, cukup membayangkan empat titik tersebut saat membidik lalu putuskan pada titikmanaobject utama akan ditempatkan.
Golden Mean
Golden mean juga dikenal dengan golden section adalah sebuah panduan komposisi yang didasarkan pada perhitungan matematika yang unik.
Panduan komposisi ini pertama kali didokumentasikan oeh seniman yunani kuno dan sampai saat ini masih digunakan meskipun popularitasnya agak tertutupi oleh panduan komposisi rule of third. Prinsipnya panduan kompoisi ini hamper sama dengan rule of third namun titik interesnya lebih sempit sekitar 5% kearah tengah. Perhatikan gambar berikut:
ada teorinya golden mean ini bisa digunakan pada semua scene foto, tapi pada prakteknya lebih mudah diaplikasikan pada foto portrait formal/klasik. Pada scene lain lebih mudah menggunakan komposisi rule of third
Balance
Dalam seni visual balance berarti mengisi frame dengan porsi yang kurang lebih seimbang, bisa oleh elemen object, warna ataupun contrast. Sebuah gambar dengan komposisi yang balance akan terasa saat kali pertama dilihat begitu juga sebaliknya.
Perhatikan contoh berikut;
gambar 11
Pada gambar 11 satu bagian terisi oleh elemen object yaitu seorang wanita cantik, meskipun pandangan menyapu kearah kiri sehingga kesan dinamis terlihat, foto ini tetap timpang, tidak balance. Bagian kosong dalam frame ini telalu lebar sehingga terasa ada sesuatu yang kurang ketika melihatnya.
Gambar 12
Pada gambar 12 kekosongan ruang yang mengakibatkan gambar terasa tidak seimbang diperbaiki dengan hanya menambah satu elemen kecil saja yaitu sebuah lilin y ang menyala. Jadi balance tidak perlu elemen yang sama besar, yang terpenting adalah jangan sampai membiarkan ada kekosongan yang terlalu besar dalam frame
Komposisi garis dan lingkaran ( line and curve)
Komposisi ini berdasarkan pada garis dan curve yang membentuk arah penglihatan menuju object utama. Secara tidak sadar mata kita selalu mengikuti arah garis jika melihat sebuahgambar yang memang ada garisnya, untuk itu sebagai cameraman kita dituntut untuk bisa memanfaatkan garis ini semaksimal mungkin untuk menggiring mata penonton ke object utama. Garis bisa berupa apa saja, bisa jalan, sungai, pagar, tali atau bahkan bayangan. Garis adalah hal yang setiap hari bisa kita temui di mana saja, ia bisa menggabungan beberapa elemen menjadi satu kesatuan atau bisa memisahkannya menjadi bagian-bagian yang berdiri sendiri.
Komposisi line & curve bisa berupa komposisi diagonal, vertical, horizontal dan kurva atau garis lengkung yang masing-masing bisa membentuk mood tersendiri. Vertical biasa digunakan untuk kesan kuat yang diterapkan pada cityscape. Horizontal bisa memberikan mood kedamaian, biasanya diterapkan pada landscape, diagonal memberikan mood pergerakan dan kurva memberikan mood elegan seperti yang sering diterapkan pada pengambilan gambar peragaan busana Perhatikan contoh-contoh berikut:
Komposisi garis
Komposisi lingkaran
Perbandingan komposisi
tipe shoot
Selain penempatan objek atau POI dalam pengambilan gambar video kamera juga harus selalu memperhatikan tipe shoot, tipe shoot ini nantinya akan akan menghasilkan sebuah rangkaian cerita , semakin lengkap dan variatif tipe shoot yang di shooting semakin lengkap dan variatif juga rangkaian cerita yang akan di hasilkan
ELS (Extreme long Shot)
Shott tipe ini adalah shoot yang mengambil gambar sangat jauh dari subyek yang mungkin tidak akan kelihatan dengan jelas. Teknik ini bertujuan untuk menunjukan lingkungan disekitar subjek dan dirancang untuk menunjukan pendengar di mana tempat tindakan diambil. ElS juga disebut dengan istilah extra long shot or extreme long show
VLS very lonngshoot
Tipe ini sudah mengambil lebih dekat dengan lingkungan disekitar subjek. Subjek akan terlihat berada di lingkungan seperti apa. Teknik ini juga bisa memfokuskan pada satu objek seperti jendela atau berada dibagian apa dalam lingkunganya
LONG SHOOT / LS
Shoot ini mengambil subyek dalam bingkai yang penuh. Kita mengambil dari gambar kaki subjek dan juga mengambil pada bagian kepala hampir pada bagian atas frame. Teknik ini sungguh sulit untuk dikerjakan, karena dari awal sampai akhir harus selalu mengikuti pergerakan subjek. Kalo tidak kita akan mendapatkan gambar yang terpotong dari subjek
Medium shoot
Pengambilan gambar dengan tipe shoot ini ini bertujuan untuk menunjukan subyek lebih detail, dan juga bisa menunjukan emosi yang ditampulkan oleh subjek. Teknik ini banyak digunakan pada penyampaian berita televisi oleh presenter, wartawan yang akan mewawancara sehingga subjek dengan leluasa mengeluarkan expresinya, seperti gerak tangan, dll
medium close up
shoot yang mengambil gambar dari dada sampai atas kepala untuk menunjukan
ekspresi wajah lebih jelas
Close up
Shoot ini hanya mengambil gambar hanya pada bagian wajah (close up). Teknik ini lebih menonjolkan ekspresi wajah dari subjek. Close-up juga dapat digunakan sebagai teknik cut-in. Dengan teknik ini penonton dapat menggambar atau merasakan bahwa pribadinyalah yang menjadi sebagai subjek
Extreme close up
Pengambilan gambar dengan teknik ini akan menunjukkan secara detil ekspresi dari subjek, seperti linangan air mata dan luapan kegembiraan terpancarkan dari wajah atau mata subjek
Cut away
Shoot yang mengambil pergerakan dan reaksi dari sekitar subjek atau menekankan sesuatu milik dari subjek, contoh gambar kucing adalah objek dari pemiliknya shot ini di gunakan unutk mengalihkan perhatian penonton saat terjadi perpindahan sequence atau menghindari jump cut
Cut- in
Hampir mirip dengan Cutaway, bedanya hanya menjelaskan bagian dari subejk secara lebih jelas, contoh pengambilan tangan yang menunjukan berupa luapan emosi, grogi, takut, dll
Two shoot
Ini merupakan variasi pengambilan gambar. Pada saat interview atau wawancara bisa dilakukan pengambilan presenter dan subjek atau hanya presenter saja dan juga hanya subjek saja yang akan di ambil.
Dengan teknik ini bisa membuat suasana wawancara menjadi lebih hidup dan tidak terjadi kekosongan objek disekitarnya
Oos(over the shoulder)
Shoot ini merupakan teknik pengambilan subjek dari sisi belakang orang lain. Pengambilan gambar dilakukan dengan memotong frame dari belakang telinga sekitar 1/3 dari lebar frame dan orang yang diambil harus menduduki kira-kira 2/3 dari lebar frame. Subjek yang diambil harus terlihat dengan jelas dan usahakan juga bahunya terambil
Camera angle
Secara mekanis, angle atau sudut pengambilan gambar itu berhubungan erat dengan lensa kamera, baik jenis lensa yang digunakan maupun penempatan kamera itu sendiri.
ruang internal shot sering menonjolkan kualitas emosional dari adegan. Perspektif yang normal untuk membangun shot sering digunakan secara gamblang dan langsung. Tinggi lensa akan mengendalikan bagaimana penonton mengidentifikasi subyek. Lensa rendah akan mengurangi detail level latar belakang dan menghilangkan indikasi antara latar belakang dengan objek. Posisi lensa yang tinggi memiliki efek sebaliknya.
Low Angle
Pengambilan gambar dengan low angle, posisi kamera lebih rendah dari objek akan mengakibatkan objek lebih superior, dominan, menekan. Dan menggambarkan keagungan
High Angle
Kebalikan dari low angle, akan mengakibatkan dampak sebaliknya, objek akan terlihat imperior, tertekan
Dengan mengetahui dampak pesan yang akan tersampaikan dari sudut pengambilan gambar kita bisa mengkonstruksi shot-shot yang akan dibuat sesuai dengan pesan apa yang ingin kita sampaikan pada penonton. Satu sekuens yang sama akan dimaknai berbeda ketika pemlihan angle shot yang berbeda.
Misalnya adegan demontrasi mahasiswa,
rangkaian petama : 1.long shot para demontrans, 2. high angle demonstran teriak-teriak, 3. low angle polisi sedang menggebuki demonstran. 4. high angle demontran kesakitan,
rangkain ke dua : 1.long shot para demontrans, 2. low angle demonstran teriak-teriak, 3. high angle polisi sedang menggebuki demonstran. 4. low angle demontran.
Dalam sekuens pertama, penonton akan memaknai rangkaian shot tersebut bahwa ada demontrasi yang dilakukan mahasiswa, polisi dengan superioritasnya bisa menangani aksi demontrasi itu dengan sikap represif, mahasiswa teretekan. Sedangkan pada sekuens ke dua, penonton akan melihat demontrasi yang dilakukan mahasiswa walapun dijaga oleh para polisi, mahasiswa terlihat superior dan mendominasi bahkan lebih gagah dari para polisi.
ini baru satu aspek saja yakni dari angle atau sudut pengambilan gambar yang mengahsilkan efek berbeda pada penonton. Jadi, angle menjadi elemen makna atau pesan. Pesan apa yang ingin disampaikan pemberi pesan tergantung pada penempatan angel dari camera?
Secara tiori penggunaan sudut lensa yang di pilih memiliki tujuan
l Menonjolkan subyek prinsip
l Menyediakan variasi ukuran shot
l Memberikan kelebihan tambahan terhadap subyek yang dipilih
l Menyediakan perubahan sudut atau ukuran shot untuk memungkinkan terjadinya inter cutting yang tidak menonjol
l Menciptakan komposisi shot yang baik
l Meningkatkan arah mata
Garis imajiner
garis imajiner adalah garis yang memisahkan antara subjek di dalam frame dengan subjek lain di luar frame //
contoh
dalam gambar terlihat jelas ada target di luar gambar yang menjadi sasaran tembak, target tersebut adalah batas imajinasi yang ada di dalam benak penonton
pada gambar ini subjek seolah olah sedang berbicara kepada audience/ audience dalam gambar ini berada dalam imajinasi kita.
kesalahan penentuan imajiner gambar. ini sangat penting karena dapat mempengaruhi maksud gambar yang akan di ceritakan
seperti rangkaian berikut ini
1 2 3
gambar 1 dan 2 memberikan kesan yang sama bagi kita yaitu gambar bergerak dari arah kiri ke kanan frame, sedang gambar ke tiga memberi kesan berlawanan ini lah yang di sebut crosing line dalam istilah videografi.
Cut away/ intercut
masalah crosing the line atau jump cut seperti diatas,dapat di atasi dengan memberikan cut away diantara dua gambar untuk menginterupsi perhatian penonton
cut away atau intercut adalah gambar untuk mengalihkanperhatian penonton dalam penyusunan sequence, cut away ini biasanya gambar lain yang masi memiliki hubungan dengan subjek .
Fungsi cut away
1 menggabungkan dua gambar yang tidak terlalu berhubungan
2 pengantar dari satu sequence ke sequence lain di luar scene utama.tapi masi dalam satu alur cerita
3 memberi kesan dinamis dalam gambar.
Sequence dan kontinuiti
sequence adalah rangkaian adegan yang membentuk suatu cerita, berbeda dengan fhotografi, satu adegan di dalam frame video kamera tidak dapat menceritakan sesuatu sebelum di rangkai dalam satuan sequence ,secara sederhana sequence dapat juga di katakan potongan potongan gambar yang saling berkaitan sehingga membentuk satu alur cerita.
Dalam penyusunan sequence harus selalu di perhatikan kesinambungan/continuity scene agar seluruh rangkaian sequence terlihat normal dan tidak membingungkan penonton.
Dalam dunia videografi di kenal 5 jenis kesinambungan(kontinuiti) yaitu
Content Continuity : kontinuitas gambar pada isi cerita yang terangkum dalam sambungan berbagai shot. Hal tersebut bisa berbentuk benda (tata artistik, properti), sinar cahaya (tata cahaya), wardrobe, dan make up.
Movement Continuity : kontinuitas gambar pada gerakan yang direkayasa ataupun yang terjadi dengan sendirinya (natural). Gerakan dalam adegan diperankan oleh pemain dan figuran, sedangkan gerakan natural merupakan gerakan yang terjadi karena faktor alam, misalnya awan ditiup angin, riak dari air terjun ataupun burung terbang bebas.
Dialogue Continuity : kontinuitas dialog yang terwujud dalam percakapan para pemeran sesuai dengan tuntutan cerita dan logika visual (kebutuhan gambar sesuai dengan naskah).
Position Continuity : kontinuitas gambar untuk blocking subjek. posisi properti (tata artistik), dan berbagai posisi lainya yang disesuakan dengan komkposisi gambar dalam berbagai sudut arah kamera
Sound Continuity : kontinuitas suara dalam gambar, baik yang bersifat Direct Sound (suara yang direkam langsung pada saat shotting) maupun Indirect Sound (sound effect dan ilustrasi musik).
Pergerakan kamera
Terdapat paradoks dalam menciptakan camera movement untuk menghasilkan perubahan visual ketika mencoba membuat invisible movement. Secara teknis hal ini dimaksudkan untuk menghindari bergesernya perhatian penonton. Caranya adalah dengan melakukan pergerakkan kamera yang mengikuti pergerakkan subjek. Tapi yang harus diperhatikan adalah tujuan atau motivasi dari pergerakkan kamera itu sendiri . Secara umum, menurut Peter Ward dalam Digital Video Camerawork, motivasi itu antara lain :
l Untuk menambah interest visual
l Mengekresikan kegembiraan
l Meningkatkan ketegangan
l Memberikan interes pada subjek baru
l Memberikan perubahan angle/sudut pandang.
Secara khusus, ada dua kaidah dalam mengontrol camera movement, yakni menyesuaikan gerakkan dengan aksi subjek sehingga gerakan kamera akan distimulasi oleh aksi dan yang kedua adanya kebutuhan untuk menjaga komposisi yang baik selama pergerakkan.
videografi mengenal dua pergerakan kamera yaitu pergerakan lensa dan pergerakan kamera
pergerakan lensa adalah perubahan panjang fokal lensa dari sudut lebar ke sudut sempit atau sebaliknya biasa di kenal zoom in dan zoom out
pergerakan kamera adalah cara pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera secara horizontal dan vertical tampa mengubah posisi kamera. Gerakan kamera horizontal di sebut pan sedangkan gerakan vertikal di sebut tilt. Gerakan memajukan badan kamera di sebut trak atau dolly gerakan maju disebut trak in dan gerakanmundur di sebut track out
Cahaya dan Pencahayaan
Shooting adalah melukis dengan cahaya. Unsur cahaya berarti sangat penting dalam pembuatan film maupun acara televisi. Cahaya tidak selalu berurusan dengan lampu. Ada sumber cahaya lain selain dari sumber lampu. Secara sederhana ada dua jenis sumber pecahayaan, yakni pencahayaan alami (natural) dan pencahayaan buatan(artificial).
Cahaya merupakan gelombang elektromagnestis yang diterima oleh indera penglihat (mata) yang kemudian diteruskan ke otak yang akan merespon, menanggapi ransangan cahaya terebut. Sederhanya, tanpa cahaya maka benda tidak akan kelihatan. Atas dasar itulah, produksi film dan video memerlukan cahaya agar subyek bisa terlihat.
Pencahayaan televisi dan film memiliki fungsi-fungsi berikut:
• Menyinari obyek/subyek
• Menciptakan gambar yang artistik,
• Menghilangkan bayangan yang tidak perlu
• Membuat efek khusus.
Menyinari objek artinya memberikan pencahyaan agar objek atau subjek bisa terlihat jelas sesuai konsep film itu sendiri. Tidak semua bayangan itu diperlukan dan tidak semua bayangan tidak diperlukan. Dengan pencahayaan tetentu bayangan bisa dihilangkan, dikurangi,atau bahkan ditambah. Perlu tidaknya bayangan atau shadow, lagi-lagi sangat tergantung dari konsep shooting ittu sendiri.
Three Points Lighting
Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light.
Key Light adalah pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.
Fill Light merupakan pencahyaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilagkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.
Back Light, pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.
Selain 3 poin pencahayaan tadi masih ada jenis pencahyaan lainnya, yakni Background Light dimaksudkan agar setting/panggung tetap bisa kelihatan dengan baik.
Arah Cahaya
Arah cahaya dari pencahayaan akan bergantung pada ketinggian dan sudut dari sumber cahaya tadi. Dari atas, bawah, atau rata dengan obyek? Dengan demikian kita akan tahu bayangan yang dihasilkan cahaya tadi jatuh dimana. Peletakan sumber cahaya di atas subyek akan menghasilkan efek yang berbeda jika dibandingkan dengan peletakkan sumber cahaya dari arah bawah subyek. Arah pencahyaan ini biasanya disebut sebagai down angle dan up angle. Dengan down angle akan menghasilkan bayangan yang jatuh kea rah tubuh (kalau subyeknya orang). Sebagai contoh, konsep down angle bisa dilakukan pada scene interograsi, akan kelihatan dramatis. Sedangkan up angle akan menghasilkan pencahayaan yang kurang lazim, namun dengan penempatan pencahayaan seperti ini subyek akan kelihatan powefull dan gagah.
Kualitas Cahaya Kualitas pencahayaan berkaitan dengan keras atau lembutnya pencahyaan itu sendiri. Secara garis besar ada dua kualitas pencahayaan, yaitu hard light dan soft light. Hard light mempunyai karakteristik pencahyaan yang kuat dimana shadow atau bayangan lebih terlihat jelas. Softlight memiliki karakter sebaliknya, antara pencahyaan dengan bayangan hanya memiliki perbedaan yang tipis.
Rasio Pencahayaan
Lighting Ratio merupakan perbandingan antara brightness dan lightnest. Misalnya perbandingan 2:1, dimana pencahayaan area terang dua kali lipat dibanding area gelap. Teknologi video memungkinkan sampai pada rasio 4:1, area terang memiliki intensitas 4 kali lebih terang dibandingkan area gelap. Jika lebih dari itu, maka unsur detail bayangan atau shadow akan hilang.
Kontrol Cahaya
Ini merupakan metode untuk menambah atau mengurangi pencahayaan dari sumber cahaya. Penambahan atau pengurangan ini untuk menghasilkan efek tertentu. Misalnya efek cahaya matahari yang memancar masuk pada jendela kamar tidur, digunakan translucent yang ditempelkan dekat sumber cahaya.
Mengukur Intensitas
Intensitas cahaya yang yang dihasilkan dari key light, fill light,serta backlight bisa diukur oleh sebuah alat yakni Lightmeter. Ada dua jenis alat ini yaitu Incident and Reflectant. Incident diperuntukkan untuk mengukur intensitas cahaya yang “jatuh” pada subjek. Sedangkan Reflectant dipergunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipantulkan oleh subyek.
Jenis-Jenis Lighting Banyak sekali jenis lampu yang digunakan dalam proses pengambilan gamar atau shooting. Jenis lampu itu terdiri atas :
l Blonde :1000-2000 watt, biasanya digunakan sebagai pencahayaan flood untuk area yang luas
l Readhead : 650 – 1000 watt, digunakan sebagai key flood untuk area yang luas
l Pepper Light : 100 – 1000 watt, lampu dengan intensitas rendah digunakan khusus untuk key atau fill light
l HMI : ini merupakan jenis lampu kualitas tinggi
l Hallogen : 100 – 500 watt, digunakan sebahgai key flood untuk area luas, jenis lampu ini biasanya digunakan untuk produksi dengan budgeting rendah.
l Fresnell : jenis lampu yang memiliki lensa khusus yang memancarkan cahaya
Temperatur Warna
Temperatur Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap sebuah obyek ketika cahaya itu mengenai obyek. Ukuran temperatur warna dinyatakan dalam satuan derajat Kelvin (K). Semakin besar ukuran derajat Kelvin, maka warna obyek semakin putih, kebalikkanya maka obyek akan terlihat semakin menguning.
http://kasmanto.wordpress.com
Tag :
MATERI SEKOLAH SMK
0 Komentar untuk "Camcoder dan Pendukungnya"